Maaf jika salah, maaf jika sama, maaf jika terlena, maaf jika
mnjadikan resah, ‘tidak merasa namun
ikut menggantinya’
Suatu ketika di sore hari aku berada dijalan
raya di pinggiran kota, dengan santainya aku menikmati suasana keramaian jalan,
didepan ada arah jalan lurus dan belok kiri, aku pilih yang belok kiri karena
aku punya tujuan, melintas 50 meter setelah berbelok… aku melintasi ada
beberapa orang sedang mengerumuni sebuah rombong bakso yang terguling dan ada
sebuah mobil dengan menyalakan lampu emergensinya berkedip2, serta ada seorang
yang sedang menghitung hitung uang lembaran 50 ribuan, namun aku tidak berhenti
tetap jalan dengan perlahan, terlintas dalam pikiranku….. o itu tadi sebuah
rombong penjual bakso yang tertabrak oleh mobil, sambil senyum kecil….. hemm….
Kasihan juga keduanya, yang menabrak tidak membeli dan merasakan bakso namun
ikut mengganti dan membayar, sementara yang tertabrak … betul mendapat ganti
dari apa yang rusak dan tumpah, namun jika
‘ nyawa’ yang hilang siapa yang akan menggantinya…… ach.. biarlha… dalam
filosofi ada sebuah kalimat ‘ kenapa aku berfikir jauh, bukankah memang harus
terjadi’. Apa yang seharusnya terjadi, pasti akan terjadi, tidak akan terhindari
dalam keadaan apapun dan bentuk apapun, kita sudah mawas diri namun masih
terjadi, ya itulah ketetapan Illahi, kenikmatan, kebahagiaan tidak terletak pada apa yang membuat kita
senang dan gembira, namun justru ada pada kesedihan yang terjadi, aneh….? Ya
itulha agar kita sadar, bangun dari tidurnya mimpi, terbuka mata hati untuk
lebih mendekatkan diri kepada
No comments:
Post a Comment