Kandungan, makna lelagon Sluku-Sluku Bathok
Kandungan, makna lelagon
Sluku-Sluku Bathok.
Berdendanglah anak-anakku
bergembiralah dan senandungkanlah lagu dolanan ini
tugas kalian hanya bersenang dan hapalkan saja syair-syairnya
tugas kami memberi kesenangan dan memberi nilai
yang kelak kalian kan mengerti.
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung mutho
Mak jenthit lolo lo bah
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip golekko dhuwit
Sedikit yang akan Bapak sampaikan Nak
Lagu sederhana ini karya para wali jaman dulu
Yang begitu luas pemahamannya tentang agama
Yang begitu dalam ungkapan jiwa seninya
Yang begitu peduli pada pendidikan anak negri
Yang begitu bersemangat sebarkan kebajikan
Begini makna yang terkandung di dalam lagu yang kalian nyanyikan itu Nak
Namun perlu kalian ingat bahwa ini hanya pemahaman Bapakmu yang masih dangkal
Kalian suatu saat kelak harus lebih baik lagi memahami ini
Sluku-sluku bathok
Bathok, kepala atau pikiran kita harus dibuat nyaman
Kita persiapkan untuk menerima sebanyak-banyaknya ilmu Allah yang bertebaran di muka bumi dan harus kalian cari
Bathoke ela-elo
Dengan cara bagaimana Nak ?
Ela-elo. Laa Ilaaha Ilallah, berdzikir mengingat Allah
Karena Allah yang menciptakan kita semua dan segala alam raya ini
Dia-lah yang mengerti kebutuhan kita
Dan tiada sandaran selain kepadaNya dalam kita berfikir, bermain, bekerja, berkarya dalam keseharian
Si Rama menyang Solo
Siram, mandi atau bersucilah
Menyang, menuju Solo (Sholat) yang harus kalian lakukan
Tentu saja Nak
Bapak hanya pesan satu saja pada kalian semua
Jaga sholat Nak mulai sekarang
Jaga sholat jangan sampai kalian lupa
Jaga sholat walau dalam kondisi lelah, capek, senang, sedih, bermain atau menyendiri
Sebab sholat akan menjaga kalian dari kesalahan
dari kesesatan jalan yang kalian nanti tempuh
Ingat ya Nak pesan Bapak ini
Jaga Sholat !
Oleh-olehe payung mutho
Kalau kalian menjaga sholat dengan baik
maka kalian akan memperoleh oleh-oleh berupa payung, perlindungan dari Allah
Siapa sih yang bisa melawan Allah kalau Dia sudah berkehendak ?
tidak akan ada Nak
Maka upayakan kalian memperoleh payung Allah dengan selalu mengadu dan berserah diri kepadaNya
Begitu kan Nak ?
Mak jenthit lolo lo bah
Kalian nanti pasti akan tahu terkait sesuatu yang ghaib yaitu kematian
kematian itu datangnya pasti
tak ada yang tahu karena itu adalah hak prerogatif Allah
Tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sedetik
Karena Allah sudah menentukan kematian setiap makluknya secara MUTLAK
Oleh karenanya Nak
Saat kita hidup, kalian harus senantiasa bersiap dan waspada
Selalu beriman dan mengerjakan amal sholeh
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Ingat Nak kalu kematian sudah datang
Semua sudah terlambat
tidak bisa di rewind kebelakang
tidak dapat lagi meminta untuk dikembalikan ke dunia memperbaiki kehidupan lalu
karena kesempatan telah musnah
Kalian bayangkan bagaimana seandainya ada mayat hidup
Pasti kalian takut kan ?
Tidak akan ada itu
Yen urip golekko dhuwit
Kesempatan terbaik untuk berkarya dan beramal adalah saat ini
Saat masih hidup
Kalau ingin kaya, ingin membantu orang lain, ingin memulyakan orang tua, sekaranglah saatnya
Sebelum terlambat, sebelum segala pintu kesempatan tertutup maka berkaryalah Nak
persenjatai dengan tiga jimat andalan
IKHTIAR, DOA dan BERSERAH KEPADA ALLAH
#Penafsiran lain (1)
Sampai di “Wong mati ora obah” ada pemahaman lain; begini;
Menurut bahasa Al-Qur’aan, istilah “mati” tidak sama dengan “ajal”.
Jika menggunakan istilah “mati” maka yang mati ilmu-nya (ilmu mukasyafah).
Maka, kalimat “Wong mati ora obah” Orang bodoh jangan bertingkah.
Yen obah medeni bocah, disini yang dimaksud bocah bukan gulam /kanak-2, namun siapapun yang belum bisa memahami Agama.
Lihat aja di sekitar kita, yang bertingkah tanpa ilmu hanya menebar
teror, menakutkan bagi siapa saja yang belum memahami Agama.
Yen urip golek-o duwit, artinya jika sudah ber ilmu mukasyafah segeralah
beramal agar mendapatkan tambahan ilmu (dengan istilah duwit) yang bisa
dibelanjakan lagi (diamalkan lagi). Ibadah itu disebut juga berniaga
dengan Allah. Modalnya adalah ilmu, laba /keuntungannya adalah tambahan
ilmu.
Mula-mula tahu sedikit, namun setelah sering dilakukan menjadi lebih ahli.
Tambahan ilmu inilah yang dimaksud dengan kata “pahala”, yang dalam
istilah Al-Qur’aan digunakan kata Ajrun artinya ditarik (keatas). Yang
ditarik adalah darojatun-nya.
Jika ilmu mukasyafahnya tinggi, maka seseorang lebih mulia atau derajadnya lebih tinggi.
Kemudian kalimat pertama: “Sluku-sluku Batok” maksudnya: Suluk-ku suluk yang menggunakan (isinya) jidat, yaitu ilmu mukasyafah.
Yang dimaksud suluk adalah menghujahkan ilmu. (ngambah-ake ilmu-ne)
Jika “ilmu” diibaratkan dengan langit, maka “amal” diibaratkan dengan
bumi. Beramal dengan landasan ilmu inilah yang disebut dengan “Bantolo
telangkup ngangkoso”.
#Penafsiran lain (2)
Sluku-sluku
bathok, Bathoke ela-elo : berasal dari Bahasa Arab : Ghuslu-ghuslu
bathnaka, artinya mandikanlah batinmu. Membersihkan batin dulu sebelum
membersihkan badan atau raga. Sebab lebih mudah membersihkan badan
dibandingkan membersihkan batin atau jiwa. Dalam lagu Indonesia Raya
juga mendahulukan jiwa lebih dulu : Bangunlah jiwanya, bangunlah
badannya …
Bathoke ela-elo : batine La Ilaha Illallah :
maksudnya hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang
apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap
persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah.
Si
Rama menyang Solo : Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat.
Allah menciptakan Jin dan manusia tidak lain adalah agar supaya
menyembah, menghambakan diri kepada-Nya. Menyadari betapa besarnya
anugerah dan jasa yang telah diperoleh manusia dan betapa bijaksana
Allah dalam segala ketetapan dan pekerjaan-Nya. Kesadaran ini dapat
mendorong seorang hamba untuk beribadah kepada Allah sebagai ungkapan
rasa syukur atas nikmat yang telah diterima. Manusia sendirilah yang
akan memperoleh manfaat ibadah yang dilakukannya.
Oleh-oleh
payung motha : Lailaha Illalah hayyun mauta : dzikir pada Allah mumpung
masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Manusia hidup di alam
dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus
seimbang dengan urusan-urusan ukhrowi. Kesadaran akan hidup yang kekal
di akhirat, menumbuhkan semangat untuk mencari bekal yang diperlukan.
Mak jentit lolo lobah wong mati ora obah, nek obah medeni bocah, nek
urip golekka dhuwit : Kalau sudah sampai saatnya, mati itu sak jenthitan
selesai, habis itu tidak bergerak. Walau ketika hidup sebagai raja
diraja, sugih banda-bandhu, mukti wibawa, ketika mati tidak ada yang
dibawa. Ketika masih hidup supaya berkarya, giat berusaha.
Demikian, kilas balik rekaman masa kanak-kanak ketika ngaji di surau.
Jethungan, gebak sodor, jamuran dan model-model permainan lainya, penuh
simbol menuju kesadaran beragama. Dengan sarana-prasarana serta serta
fasilitas yang murah-meriah, pesan-pesan moral dapat terserap di hati
masyarakat.
Dakwah keagamaan dalam perkembangannya telah
mengalami berbagai perubahan bentuk cara dan penekanan. Dahulu pemaparan
ajaran agama dititik beratkan pada usaha mengaitkan ajaran-ajarannya
dengan alam metafisika, sehingga surga, neraka, nilai pahala dan
beratnya siksaan mewarnai hampir setiap ajakan keagamaan.
Dalam
zaman perkembangan IPTEK sekarang ini aktivitas keagamaan pada umumnya
dimaknai oleh usaha menghubungkan antara ajaran agama dan pembangunan
masyarakat. Ajaran agama diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk
lebih berpartisipasi dalam pembangunan dalam arti luas sambil
membentengi penganut-penganutnya dari segala macam dampak negatif yang
mungkin terjadi akibat kemajuan IPTEK, akibat pembangunan.
Tembang sluku-sluku bathok sekedar contoh bagaimana para mubaligh tempo
dulu menyampaikan pesan-pesan ajaran agama yang dikemas sedemikian rupa
sehingga terkesan di hati. Rupanya, kita masih harus banyak belajar
memilih dan memilah materi dakwah. Kalau tidak, mungkin diam lebih
bermanfaat daripada bicara.
Mudah-mudahan kita semua bisa
menerapkan dan mengamalkan makna dari syair di dalam lagu “SLUKU-SLUKU
BATHOK”. Bukan hanya untuk sekedar lagu dolanan, akan tetapi merupakan
keadaan yang harus dilakukan setiap manusia di bumi agar selalu dekat
dengan Sang Maha Pencipta (Allah SWT).
No comments:
Post a Comment